INDOGRAF – Aliansi Jurnalis Video (AJV) merayakan hari jadinya yang ke-5 dengan menggelar diskusi publik bertema “Industri Media di Era Digital: Antara Revitalisasi atau Disrupsi”. Acara yang berlangsung di Sekretariat AJV, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, ini menghadirkan sejumlah pakar media dan komunikasi untuk membahas tantangan serta peluang bagi jurnalis video di era digital.
Dalam diskusi tersebut, H. Haris Djauhari, wartawan senior sekaligus pembina AJV, menegaskan bahwa jurnalis video menghadapi persaingan ketat dari konten kreator independen dan pergeseran konsumsi berita ke media sosial.
“Jurnalis video harus terus meningkatkan kualitas dan kredibilitas agar tetap relevan di tengah derasnya arus informasi digital,” ujarnya.
Untuk itu, AJV berkomitmen memperjuangkan hak-hak jurnalis video, termasuk perlindungan hukum, kesejahteraan, dan kebebasan pers.
Inovasi Jadi Kunci Keberlanjutan
Syaefurrahman Albanjary, SH, mantan Ketua AJV, menyoroti pentingnya inovasi dalam industri media. Menurutnya, jurnalisme harus tetap berpegang pada prinsip verifikasi yang kuat agar tidak terjebak dalam tren berita cepat tanpa validasi.
“Investigasi mendalam adalah kunci agar jurnalisme video tetap memiliki nilai dan dipercaya oleh publik,” tegasnya.
Ketua AJV terpilih, Chandra, juga menambahkan bahwa jurnalis video harus memiliki keterampilan lebih dari sekadar pengambilan dan penyuntingan gambar.
“Kami ingin memastikan bahwa jurnalis video memahami kode etik jurnalistik, teknik bercerita yang menarik, dan kemampuan verifikasi informasi,” ungkapnya.
Di era digital, monetisasi menjadi peluang besar bagi jurnalis video. Sekjen AJV sekaligus Konsultan Media, Dr. Rully Nasrullah atau Kang Arul, menekankan pentingnya pemanfaatan keahlian jurnalistik, fotografi, dan videografi untuk menciptakan peluang ekonomi baru.
“Jurnalis video harus mulai berpikir bagaimana menghasilkan pendapatan dari keahlian mereka. Monetisasi konten bisa menjadi solusi agar jurnalisme video tetap berkembang,” katanya.
HUT ke-5 AJV menjadi bukti bahwa jurnalisme video terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan teknologi. Di tengah disrupsi media, para jurnalis video harus tetap menjaga standar etika dan profesionalisme demi menjaga kualitas informasi di era digital. (T.Bams)