indograf.com, Depok – Kesadaran publik akan bahaya laten oligarki kembali digaungkan di Kota Depok. Sabtu (24/5), Wakil Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah, menghadiri peluncuran buku Mentang-Mentang Oligarki yang digelar di JPW Garden, kawasan Grand Depok City (GDC). Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk membangkitkan semangat kritis warga terhadap praktik kekuasaan yang menindas dan tak berpihak pada rakyat.
Dalam sambutannya, Chandra menyampaikan apresiasi tinggi kepada penyelenggara acara yang dinilainya sukses menghadirkan ruang dialog intelektual di tengah masyarakat. Ia menekankan bahwa buku memiliki peran strategis sebagai sumber pengetahuan sekaligus alat perubahan sosial, jika dibaca dan dipahami dengan kritis.
“Buku ini membuka mata kita bahwa oligarki telah menyusup ke berbagai sektor penting seperti pendidikan, kesehatan, dan sendi-sendi kehidupan masyarakat lainnya,” ujar Chandra penuh penekanan.
Chandra juga menyoroti realitas sosial Kota Depok yang masih dibayangi berbagai persoalan kronis, seperti tingginya angka kemiskinan dan pengangguran. Menurutnya, stagnasi tersebut tak lepas dari dominasi oligarki yang membajak kebijakan publik dan pengelolaan anggaran.
“Meskipun anggaran terus digelontorkan, belum terlihat pengurangan signifikan terhadap permasalahan sosial yang ada. Saya menduga hal ini disebabkan praktik oligarki yang telah merasuk terlalu dalam ke sistem yang seharusnya melayani rakyat,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak tinggal diam menghadapi ketidakadilan sosial. Warga Depok, katanya, harus berani bersuara dan menentang berbagai bentuk penindasan yang dilakukan oleh kelompok elite.
“Jadilah manusia yang kritis. Jangan diam saat menyaksikan ketidakadilan. Hanya dengan kesadaran kolektif kita bisa melawan dominasi oligarki dan memperjuangkan keadilan sosial,” pungkas Chandra.
Acara peluncuran buku ini turut dihadiri berbagai elemen penting masyarakat, mulai dari aktivis, akademisi, hingga pemerhati sosial-politik. Diskusi berlangsung dinamis dan penuh antusiasme, menandakan besarnya kepedulian publik terhadap isu-isu struktural yang menghambat kemajuan daerah.
Peluncuran buku Mentang-Mentang Oligarki ini diharapkan menjadi titik tolak gerakan moral untuk membangun demokrasi yang sehat dan inklusif di tingkat lokal, sekaligus perlawanan nyata terhadap sistem yang hanya menguntungkan segelintir orang.
(NW)