Indograf.com – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Kantor Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Bengkulu mencatat realisasi pembiayaan ultra mikro (UMi) di wilayah tersebut per September 2023 meningkat 41,85 persen dibandingkan September 2022.
Per September 2022 penyaluran pembiayaan UMi di Provinsi Bengkulu sebesar Rp48,46 miliar sedangkan pada September 2023 mencapai Rp68,74 miliar.
“Tidak hanya penyaluran UMi, untuk debitur UMi di Provinsi Bengkulu juga mengalami peningkatan dari 10.022 debitur pada 2022 menjadi 14.616 debitur pada 2023,” kata Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) DJPb Bengkulu Bayu Andy Prasetya saat dikonfirmasi di Bengkulu, Minggu.
Untuk penyaluran UMi paling banyak berasal dari Kota Bengkulu yaitu mencapai Rp19,13 miliar, Kabupaten Bengkulu Utara Rp10,85 miliar, Kabupaten Kepahiang Rp6,55 miliar.
Kemudian Kabupaten Bengkulu Utara Rp6,44 miliar, Kabupaten Rejang Lebong Rp6,41 miliar, Kabupaten Seluma Rp4,62 miliar, Kaur Rp6,2 miliar, Kabupaten Mukomuko Rp2,78 miliar dan Kabupaten Lebong Rp964,4 juta.
Bayu menyebutkan untuk penyaluran UMi per penyalur terbanyak di PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yaitu 14.011 debitur dengan dana yang tersalur Rp66,59 miliar.
Selanjutnya Pegadaian dengan 595 debitur dengan total realisasi Rp1,96 miliar, PT. Usaha Pembiayaan Reliance dengan sembilan debitur dan dana yang tersalur Rp161,68 juta serta KSPS BMM UGT SIBOGIRI yaitu satu debitur dengan realisasi Rp10 juta.
“Dari penyaluran itulah, total secara keseluruhan 14. 616 debitur dengan jumlah realisasi Rp68,74 miliar,” ujar dia.
Lanjut Bayu, PT. Pegadaian dalam pelaksanaan holding dengan BRI lebih fokus pada penyaluran KUE Supermikro, sehingga penyaluran UMi oleh PT Pegadaian jauh lebih kecil dibanding PT PNM.
Selain itu, hingga saat ini belum ada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) maupun badan usaha milik desa (BUMDes) yang menjadi penyalur UMi di Provinsi Bengkulu.***
Sumber: Antara