Indograf.com -Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) DKI Jakarta berkat keuletan dan kerja tim yang kompak dalam 2 hari terakhir, tantangan tersebut bisa dilewati. Hal ini dibuktikan setelah tim temukan pintu bagian utara, “Maka, hari ini juga telah menemukan pintu selatan benteng pertahanan besar VOC itu,” kata arkeolog senior TACB DKI Jakarta Candrian Attahiya.
Penelitian mencari jejak sejarah kolonial yang tertinggal di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, Jakarta, sebagai ajang pembuktian bagi para calon arkeolog muda untuk mengimplementasikan keilmuannya.
Pulau Onrust adalah salah satu pulau di Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini terletak berdekatan dengan Pulau Bidadari. dikutip wikipedia
Pulau Onrust menyimpan misteri yang belum terpecahkan. Kabarnya, di masa Hindia Belanda, tempat ini sempat dijadikan lokasi pemberangkatan para jemaah haji dari Indonesia. Berdasarkan sejarah, dulu orang yang dianggap berbahaya pasca berhaji akan disuntik mati oleh pemerintahan Belanda. dikutip pulauseribu.co.id
Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) DKI Jakarta sebagai pelaksana lapangan melibatkan sebanyak empat orang mahasiswa arkeologi dalam penelitian di Pulau Onrust yang berlangsung selama 14 hari, terhitung mulai 8 hingga 22 November 2023.
“Ya, mereka yang saya libatkan merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Arkeologi dari Universitas Halu Oleo Kendari dan Universitas Indonesia,” kata arkeolog senior TACB DKI Jakarta Candrian Attahiyat di Pulau Onrust, Kamis (16/11).
Menurut dia, keempat mahasiswa itu masing-masing diberikan beban pekerjaan mulai dari penjajakan, observasi pemetaan, ekskavasi, dan analisis bersama-sama satu orang mentor.
Meski beban pekerjaan yang diberikan tersebut masih terbilang cukup mendasar, menurut dia, pelaksanaannya tidak gampang bagi para calon arkeolog.
Hal itu, kata dia, karena objek yang diteliti merupakan struktur sisa fondasi benteng besar pertahanan Onrust peninggalan kolonial VOC pada tahun 1600-an.
Fondasi benteng pertahanan tersebut terletak di susunan tanah paling bawah, sementara di atasnya ada sekitar tiga lapisan konstruksi yang dibangun pada dekade lain.
“Jadi, letak ujiannya adalah ketika mau menemukan peninggalan yang dicari, konstruksi di atas itu tidak boleh diganggu atau dirusak. Kami harus ekstra hati-hati,” kata dia.***
Sumber: Antara