Oleh: Muhammad Arsyad*
Indograf.com – Pendidikan merupakan pilar utama pembangunan suatu daerah. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah daerah untuk memberikan perhatian yang lebih serius terhadap sektor pendidikan.
Dalam konteks ini, perlu ditekankan bahwa penguatan pendidikan daerah tidak hanya melibatkan pembangunan sarana fisik, tetapi juga kesejahteraan para pendidik, terutama guru ngaji dan guru honorer. Tulisan ini akan membahas tiga poin krusial yang perlu diperhatikan oleh pemerintah daerah dalam memperkuat pendidikan di daerah, dengan fokus pada Cirebon yang dijuluki kota wali.
1. Pentingnya Kesejahteraan Guru Ngaji dan Tajug
Cirebon, sebuah kota yang diberkahi dengan gelar “kota wali,” memancarkan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang menjadi identitas kuatnya. Dalam mewujudkan komitmen terhadap pelestarian warisan ini, kesejahteraan guru ngaji dan pengelola tajug menjadi prioritas yang tidak boleh diabaikan.
Guru ngaji, sebagai penjaga spiritualitas dan pendidikan agama, memainkan peran sentral dalam membentuk karakter generasi muda Cirebon.
Oleh karena itu, pemerintah daerah harus mendorong pengalokasian honor yang layak untuk mendukung peran vital mereka.
Memberikan penghargaan yang setimpal kepada guru ngaji bukan hanya bentuk pengakuan atas dedikasi mereka dalam menjaga keberlangsungan aktivitas keagamaan.
Ini juga merupakan investasi strategis dalam fondasi peradaban Cirebon di masa mendatang. Kesejahteraan guru ngaji dan pengelola tajug akan menciptakan lingkungan yang mendukung transfer pengetahuan agama dan kearifan lokal secara efektif.
Dengan merawat kesejahteraan mereka, pemerintah daerah turut aktif menjaga keutuhan budaya dan identitas daerah, menciptakan ikatan yang kokoh antara generasi penerus dengan akar budaya yang kaya dan mendalam.
Peran pemerintah daerah dalam memastikan kesejahteraan guru ngaji dan pengelola tajug tak dapat dipisahkan dari dukungan masyarakat.
Melibatkan komunitas dalam upaya pelestarian kearifan lokal menjadi langkah kritis untuk mencapai keberlanjutan. Pemerintah daerah dapat menginisiasi program-program partisipatif yang melibatkan orang tua siswa, tokoh masyarakat, dan pihak-pihak terkait lainnya.
Dukungan masyarakat bukan hanya tentang aspek finansial, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif dalam kegiatan keagamaan, pelestarian budaya, dan pengembangan potensi lokal. Inisiatif ini dapat melibatkan kampanye kesadaran masyarakat, seminar budaya, dan proyek-proyek kolaboratif yang mempertegas identitas kota wali.
Dengan menggandeng masyarakat secara langsung, pemerintah daerah dapat memastikan bahwa upaya menjaga kearifan lokal bukanlah tanggung jawab tunggal, melainkan sebuah perjalanan bersama menuju keberlanjutan dan kejayaan kota Cirebon yang kaya akan kebudayaan dan kearifan lokalnya.
Langkah berikutnya dalam memperkuat peran guru ngaji dan pengelola tajug adalah melalui peningkatan kualitas pengajaran mereka.
Pemerintah daerah dapat merancang program pelatihan dan pengembangan profesional yang berfokus pada pengajaran agama dan kearifan lokal. Workshop reguler, seminar, dan pelatihan pedagogis dapat memberikan guru ngaji dengan alat dan keterampilan baru untuk menyampaikan materi secara efektif dan menarik bagi para siswa.
Dalam konteks ini, kolaborasi dengan lembaga pendidikan agama dan tokoh-tokoh keagamaan setempat dapat menjadi langkah strategis. Pemerintah daerah dapat mendukung pembentukan pusat-pusat pelatihan keagamaan yang tidak hanya meningkatkan kompetensi guru ngaji tetapi juga memperdalam pemahaman mereka terhadap nilai-nilai lokal.
Penguatan kapasitas guru ngaji secara menyeluruh akan menciptakan pendidikan agama yang lebih kontekstual dan relevan untuk siswa, menjaga warisan kearifan lokal tanpa meninggalkan aspek spiritual dan keagamaan.
2. Menanggulangi Ketidaksetaraan Honor Guru Honorer Umum
Pentingnya pendidikan usia dini tak kalah signifikan dari pendidikan agama. Guru honorer umum yang berjuang mengajarkan anak-anak pada tahap awal perkembangan memiliki peran krusial dalam membentuk dasar pengetahuan dan karakter.
Sayangnya, seringkali mereka dibiarkan dengan imbalan yang sangat minim, jauh di bawah standar upah yang layak.
Pemerintah daerah perlu memberikan perhatian serius terhadap kesejahteraan guru honorer umum.
Peningkatan honor dan pengakuan atas kontribusi mereka akan menjadi dorongan positif, mendorong semangat para pendidik untuk terus memberikan yang terbaik. Mengatasi ketidaksetaraan honor antara guru ASN dan honorer umum akan menciptakan lingkungan pendidikan yang adil dan merata, memotivasi para guru honorer untuk tetap berdedikasi dalam membentuk generasi masa depan.
Ketidaksetaraan honor antara guru ASN dan honorer umum menciptakan disparitas yang tidak seharusnya terjadi di sektor pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah daerah memiliki tanggung jawab untuk memberikan perhatian serius terhadap kesejahteraan guru honorer umum.
Peningkatan honor menjadi langkah awal yang penting, bukan hanya sebagai pengakuan atas dedikasi mereka, tetapi juga sebagai bentuk investasi dalam masa depan pendidikan. Dengan memberikan dorongan positif ini, semangat dan dedikasi para pendidik akan terjaga, menciptakan lingkungan pendidikan yang adil dan merata.
Mengatasi ketidaksetaraan honor antara guru ASN dan honorer umum bukanlah sekadar isu finansial semata. Ini adalah investasi dalam sumber daya manusia yang berperan langsung dalam membentuk karakter dan membuka pintu pengetahuan bagi generasi penerus.
Oleh karena itu, pemerintah daerah dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kesejahteraan guru honorer umum.
Pertama, peninjauan ulang sistem penggajian perlu dilakukan. Standar upah yang mencerminkan tanggung jawab dan kontribusi guru honorer umum harus diperkenalkan.
Selain itu, pemberian insentif atau bonus dapat menjadi bentuk penghargaan atas pencapaian dan dedikasi mereka. Kedua, program pelatihan dan pengembangan profesional perlu diperkuat. Guru honorer umum harus diberikan akses yang setara dengan pendidik ASN untuk meningkatkan kualifikasi dan kemampuan mereka.
Peningkatan kesejahteraan guru honorer umum bukan hanya tentang memberikan gaji yang layak, tetapi juga mengakui martabat dan peran mereka dalam membangun pondasi pendidikan yang kuat.
Seiring dengan upaya ini, pemerintah daerah akan menciptakan lingkungan pendidikan yang merangsang, memotivasi para guru honorer untuk terus memberikan yang terbaik, dan menghasilkan generasi masa depan yang terdidik dengan baik.
3. Pengembangan Program Pembinaan dan Pelatihan
Selain kesejahteraan finansial, pendidik di daerah perlu mendapatkan dukungan melalui program pembinaan dan pelatihan. Pemerintah daerah dapat menginisiasi program pelatihan reguler yang tidak hanya meningkatkan kualifikasi, tetapi juga memperkuat kompetensi pedagogis.
Guru ngaji dan honorer umum akan mendapatkan manfaat besar dari program ini, meningkatkan kualitas pengajaran mereka.
Pengembangan program pembinaan dan pelatihan menjadi langkah kritis dalam membentuk fondasi pendidikan yang berkualitas di daerah.
Pendidik, terutama guru ngaji dan honorer umum, memerlukan dukungan yang tidak hanya terbatas pada aspek finansial, melainkan juga pada peningkatan kualifikasi dan kompetensi pedagogis mereka. Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu mengambil peran aktif dalam menginisiasi program pelatihan reguler yang merangkul berbagai aspek pembelajaran dan pengajaran.
Program pelatihan ini tidak hanya seharusnya berfokus pada peningkatan tingkat pendidikan formal, tetapi juga memperkuat kompetensi pedagogis guru. Pengenalan metode pengajaran inovatif, penerapan teknologi dalam pembelajaran, dan pengembangan strategi evaluasi yang efektif adalah elemen-elemen yang harus diintegrasikan dalam program ini.
Selain memberikan manfaat langsung kepada guru ngaji dan honorer umum, pelatihan ini akan memberikan dampak positif pada kualitas pengajaran, menghasilkan generasi muda yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
Pembinaan bukan hanya tentang peningkatan individu, tetapi juga tentang membangun komunitas pendidikan yang solid. Pemerintah daerah, melalui inisiasi program pembinaan, dapat menciptakan wadah bagi pertukaran pengalaman antarpendidik.
Guru ngaji dan honorer umum dapat saling belajar dan membagikan praktik-praktik terbaik mereka. Ini bukan hanya memperkaya pengetahuan mereka, tetapi juga membangun solidaritas di antara para pendidik.
Komunitas pendidikan yang solid merupakan modal sosial yang sangat berharga. Dalam konteks ini, pembinaan dapat berfungsi sebagai platform untuk mengembangkan kerjasama antara sekolah, guru, dan orang tua siswa.
Program pembinaan yang terstruktur dapat memfasilitasi dialog dan kolaborasi yang produktif, menciptakan ekosistem pendidikan yang dinamis dan saling mendukung. Seiring berjalannya waktu, komunitas pendidikan yang solid ini akan menjadi kekuatan utama dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan dalam dunia pendidikan, menciptakan sistem pendidikan yang tangguh dan adaptif. Dengan demikian, pemerintah daerah tidak hanya berinvestasi dalam perkembangan individual pendidik, tetapi juga dalam membangun fondasi yang kokoh bagi masa depan pendidikan di daerah mereka. ***
*Sekertaris Pimpinan Cabang Gerakan Pemdua Ansor Kab Cirebon 2020-2024
*Alumni PP Lirboyo Kediri Jatim 2015
Alumni Universitas Paramadina Jakarta 2020