Indograf.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku membangun bangsal pascapanen bawang merah di Maluku Tenggara (Malra) sebagai upaya pengendalian inflasi di daerah itu.
Peresmian Bangsal Bawang Merah ditandai dengan Penandatangan Prasasti Oleh Gubernur Maluku dan pengguntingan pita oleh Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Maluku, sekaligus meninjau hasil panen petani bawang merah dan turut menyaksikan demo ibu-ibu PKK Ohoi (Desa) Yafaun membuat bawang goreng yang telah dikemas dengan baik dan siap untuk dipasarkan.
“Dalam upaya pengembangan bawang merah di Provinsi Maluku, Pemerintah Provinsi Maluku melalui APBN Tahun 2023 membangun bangsal pasca panen bawang merah di tiga sentra pengembangan bawang merah yakni Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Tengah dan Maluku Barat Daya,” ujar Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku, Ilham Tauda dalam keterangan tertulis yang diterima di Ambon, Rabu.
“Atas arahan Gubernur Maluku dalam mengendalikan inflasi pangan khususnya bawang merah di Maluku, Dinas Pertanian terus mendorong pengembangan bawang merah di Maluku, dimana pada tahun 2022 produksi bawang merah di Maluku tercatat 759 ton sementara kebutuhan bawang merah mencapai 4.256 ton,” kata Ilham
Oleh karena itu ia mengatakan upaya peningkatan produksi bawang merah akan terus didorong guna mengurangi pasokan dari luar daerah seperti Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Sementara itu Gubernur Maluku Murad Ismail mengatakan, dengan adanya bantuan sarana pengolahan pascapanen bawang merah dan sentra pengembangan bawang merah di Maluku Tenggara dapat menjadi daerah penyangga untuk memenuhi kebutuhan konsumsi bawang merah di Maluku Tenggara dan Kota Tual.
“Maluku Tengara diharapkan dapat menjadi penyangga bagi kebutuhan bawang merah di Kota Tual sebagai daerah perhitungan IHK serta untuk mengendalikan inflasi dimana bawang merah sebagai satu komoditas pemicu inflasi di Kota Tual,” katanya.
Pasalnya berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2023 Kota Tual mengalami inflasi year on year (yoy) sebesar 4,26 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 119,90.
Inflasi Kota Tual terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Kenaikan harga ditunjukkan dengan adanya kenaikan sembilan kelompok pengeluaran, inflasi yoy tertinggi pada kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 9,86 persen dan terendah pada kelompok pengeluaran Kesehatan dan Pendidikan sebesar 0,25 persen.
Sedangkan dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi yaitu kelompok rekreasi, olahraga, dan bBudaya sebesar 0,18 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.