indograf.com, Depok – Pemerintah Kota Depok mengambil langkah inovatif dalam pembinaan karakter generasi muda. Mulai tahun ini, Barak Yonif 328 Para Raider Divisi 1 Kostrad di Cilodong akan dimanfaatkan sebagai pusat pelatihan karakter dan bela negara bagi pelajar.
Wali Kota Depok, H. Supian Suri, bersama Dandim 0508/Depok Kolonel Infanteri Iman Widhiarto, dan Kepala Kantor Kesbangpol Lienda Ratnanurdianny, melakukan pengecekan langsung ke lokasi barak militer yang akan digunakan sebagai tempat pendidikan nonformal ini.
“Kami berterima kasih kepada Divisi 1 Kostrad atas dukungan dan kolaborasi yang luar biasa. Ini adalah hasil komunikasi panjang kami dengan Kolonel Wira dari Kostrad, Dandim, dan Kesbangpol, dalam merancang program pembinaan karakter dan bela negara untuk pelajar Depok,” ujar Supian Suri dalam kunjungannya.
Program ini selaras dengan kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mendorong peningkatan kedisiplinan pelajar di wilayahnya. Selama 10 hari pelatihan intensif, peserta akan digembleng secara fisik dan mental dalam suasana militer yang disiplin dan terstruktur.
“Program ini terbuka untuk remaja Depok yang mendapatkan izin dari orang tua. Tujuannya sederhana: membentuk karakter kuat, mandiri, dan cinta tanah air,” tegas Supian.
Tiga Pilar Utama: Disiplin, Nasionalisme, dan Prestasi Akademik
Kolonel Inf Wira Muharromah, selaku Aster Kasdivif 1 Kostrad, menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang dengan pendekatan menyeluruh melalui tiga aspek utama: kedisiplinan, wawasan kebangsaan, dan pembelajaran akademik.
“Seluruh aktivitas harian peserta akan diatur secara ketat. Dari bangun tidur, belajar, hingga waktu ibadah. Pola hidup yang tertata ini diharapkan akan membentuk karakter peserta yang lebih bertanggung jawab dan berintegritas,” ujarnya.
Sinergi dengan Dinas Pendidikan
Menjelang ujian semester pada 9-10 Juni 2025, Dinas Pendidikan juga turut mengatur jadwal belajar peserta agar tidak mengganggu kesiapan akademik mereka.
“Kami pastikan waktu belajar mereka tetap optimal. Tidak ada ruang untuk hal-hal yang tidak produktif seperti bermain game atau kegiatan yang tidak bermanfaat,” jelas pihak Dinas Pendidikan.
Program ini dipandang sebagai langkah strategis dalam membekali generasi muda dengan nilai-nilai penting yang jarang diajarkan di sekolah formal — kedisiplinan, cinta tanah air, dan tanggung jawab sosial.
(NW)