Indograf.com – Pertujukan wayang kulit “Kresna Duta” menandai dimulainya KPU Goes to Campus di Universitas Diponegoro, Semarang, Senin Kemarin.
Dongeng kuno Mahabharata yang sudah banyak dikenal di tanah Jawa, sebagai cermin (media refleksi) bahwa hidup harus senantiasa berupaya mencari kesempurnaan budi pekerti, menyingkirkan segala penghalang yang mengganggu_red.
Dalam sambutan, Dekan FISIP Undip, Prof. Dr. Hardi Warsono, MT mengatakan bahwa penyelenggaraan pemilu memerlukan peran serta masyarakat luas, tidak terkecuali para mahasiswa dan mahasiswi.
Keterlibatan mereka diperlukan, selain untuk meningkatkan kehadiran dan penggunaan hak memilih (voter turout), juga sebagai bagian dari demokrasi.
“Saya menyambut baik acara ini. Selain sebagai upaya kita untuk menyongsong pelaksanaan pemilu yang makin baik, juga khusus untuk mahasiswa di lingkungan Universitas Diponegoro, supaya memperoleh “informasi sebanyak-banyaknya, setepat-tepatnya, hingga meningkatkan literasi pemilu di kalangan mahasiswa”.
Tidak lain pula, supaya mahasiswa tidak salah pilih dan tidak salah memilih, dan kepada siapa pilihan dijatuhkan,” kata Prof. Dr. Hardi.
Dr. Nur Hidayat Sardini, Ketua Dept. Ilmu Politik dan Pemerintahan FISIP Undip. Dia mengajak mahasiswa menjadi Smart Voter.
Ada delapan prasyarat menjadi Smart Voter Diantaranya;
Pertama, kesadaran dan visi yang kuat untuk mencapai kemajuan
Kedua, otonom − kaum muda harus memiliki pola pikir, pola tindak, dan pola sikap utuh, dari dirinya, melalui pencermatan mandiri, oleh keyakinan diri sendiri.
Ketiga, anti kemapanan − berpikiran kritis, kaum muda untuk tak gampang percaya sesuatu yang tak terverifikasi, namun juga tidak gampang untuk antipasti dari gagasan di luar dirinya.
Keempat, rekam jejak − rekam jejak mutlak sebelum memilih seseorang. Cermati 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, 20 tahun dst sebelum seseorang dalam posisinya sekarang.
Kelima, teknikal − mengecek apakah dirinya terdaftar dalam DPT.
Keenam, anti politik uang − politik uang sangat merusak kemurnian suara rakyat.
Ketujuh, integritas pemilu − karakter utama pemilih cerdas adalah ikut menciptakanpPemilu berintegritas.
Kedelapan, kicking the rascal out − salah satu fungsi Pemilu yang jarang dipahami orang adalah bahwa para pemilih ‘dapat menendang para bajingan dari lingkaran elite kekuasaan melalui pemilu, kata Nur Hidayat selaku Ketua Dept. Ilmu Politik dan Pemerintahan FISIP Undip.
Disisi lain, Kadiv Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Jateng, Akmaliyah. Di hadapan 200 mahasiswa, Akmal menjelaskan terkait pelaksanaan tahapan Pemilu 2024, partai politik peserta Pemilu 2024 dan potensi problem tahapan pemilu ke depan.
“Pemilu 2024 punya potensi masalah dalam tahapannya, antara lain;
1. Kapasitas SDM yang belum merata, sehinga menjadi permasalahan, pada era digitalisasi seperti sekarang ini, penggunaan sistem informasi aplikasi berbasis internet dalam menunjang setiap tahapan pemilu sangat membantu pekerjaan KPU, namun permasalahannya akses jaringan internet yang belum merata.
2. Kemudian keakuratan data pemilih, banyaknya jenis surat suara yang menyulitkan pemilih, dan beban kerja KPPS yang tinggi,” urai Akmaliyah.
Sumber; KPU.go.id