Acara yang dihadiri sekitar 400 peserta dari jajaran DPD, PC, dan PAC LDII se-Jakarta tersebut mengusung tema “Aktualisasi Peran Lembaga Dakwah Menyongsong Jakarta Kota Global”.
Dengan tema ini, LDII Jakarta bertujuan memperkuat konsolidasi internal menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak yang akan berlangsung pada akhir November 2024.
Ketua DPP LDII Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK), Supriasto, menekankan pentingnya netralitas dan kebijaksanaan dalam menggunakan hak pilih bagi warga LDII, yang merupakan bagian dari implementasi delapan bidang pengabdian LDII kepada bangsa, salah satunya adalah wawasan kebangsaan.
“Bidang pengabdian lainnya meliputi dakwah, pendidikan, ekonomi syariah, kesehatan alami, ketahanan pangan, lingkungan hidup, teknologi digital, serta energi terbarukan,” ujar Supriasto.
Dalam bidang pendidikan, LDII turut menyoroti pentingnya pendidikan karakter sejak usia dini. Menurut Supriasto, pendidikan karakter dapat dimulai dari kebiasaan kecil, seperti merapikan sandal, yang akan membentuk perilaku baik di masa depan.
“Pembiasaan ini menjadi fondasi karakter kuat bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan global,” jelasnya.
Prinsip luhur dalam pendidikan karakter ini juga diapresiasi oleh Pramono Anung, Sekretaris Tim Pemenangan Basri Baco, dan Kun Wardana. Mereka menilai bahwa karakter alim, fakih, serta kemandirian adalah etos yang selaras dengan profesionalisme dan integritas di dunia kerja.
Menurut Pramono, perubahan Undang-Undang Nomor 24 yang mengubah status Jakarta menjadi kota besar tanpa status ibu kota negara, menuntut Jakarta untuk memiliki identitas kuat sebagai kota yang berbudaya global.
“Integritas karakter Jakarta yang berbudaya dan global perlu terus dibangun,” ujar Pramono.
Pramono juga menekankan pentingnya hubungan strategis antara LDII dan pemerintah daerah.
“LDII harus menjadi mitra strategis bagi pemerintah, tak hanya menjalin hubungan dengan Kesbangpol tetapi juga dalam kegiatan dakwah yang berdampak positif bagi warga Jakarta,” tambahnya.
Para tokoh dan calon pemimpin Jakarta yang hadir sepakat bahwa kolaborasi antara ulama dan pemerintah menjadi wujud nyata penerapan “29 Karakter Luhur” dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebuah prinsip yang dianggap relevan untuk memperkuat fondasi budaya dan moral masyarakat Jakarta yang semakin dinamis.