Indograf.com – Sebelumnya, Pemkab Aceh Tenggara bersama lintas sektor juga terus melakukan pembersihan rumah penduduk, masjid, mushala, sekolah dan fasilitas umum lainnya dari tumpukan material lumpur dan kayu yang terbawa banjir bandang.
Pemkab mencatat ada sebanyak 106 unit rumah warga rusak akibat banjir bandang tersebut, di antaranya 90 unit rumah mengalami rusak ringan dan 16 unit rumah rusak berat.
“Dalam banjir ini juga menelan korban jiwa, seorang balita usia 2 tahun, ditemukan (Selasa, 14/11) kemarin siang meninggal dunia di lokasi dia hanyut, terlepas dari tangan orang tuanya,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tenggara telah mendirikan dapur umum bagi warga terdampak banjir bandang di daerah itu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, menyusul penetapan masa tanggap darurat bencana di Aceh Tenggara.
“Iya selama 14 hari masa tanggap darurat,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Aceh Tenggara Zul Fahmy saat dihubungi dari Banda Aceh, Rabu.
Untuk diketahui, semua informasi terkait dampak banjir Aceh Tenggara dalam beberapa hari ini dikeluarkan melalui Diskominfo secara satu pintu, setelah mendapatkan data dari setiap Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) Aceh Tenggara.
Banjir bandang sekaligus banjir luapan di Aceh Tenggara terjadi pada Senin (13/11) sekitar pukul 20.00 WIB yang dipicu curah hujan dengan intensitas tinggi, sehingga mengakibatkan kerusakan infrastruktur milik pemerintah, masyarakat maupun milik swasta.
“Kerugian material baik saranan pemerintah, masyarakat, dan swasta dalam peristiwa ini ditaksir mencapai Rp20,3 miliar,” ujarnya.
Ia menjelaskan, tim reaksi cepat BPBD Aceh Tenggara telah mendata semua warga yang terdampak banjir di Aceh Tenggara, sekaligus berbagai kebutuhan tanggap darurat yang dibutuhkan masyarakat yang terdampak bencana.
Data terbaru, kata Zul Fahmy, daerah yang terdampak banjir sebanyak 63 desa yang tersebar dalam 15 kecamatan di Aceh Tenggara, dengan total warga terdampak sebanyak 4.804 jiwa dalam 1.200 kepala keluarga (KK).
“Yang paling parah itu banjir bandang di tiga desa di Kecamatan Sumadam, ada Desa Pasar Puntung, Desa Titi Pasir, dan Desa Kampung Baru,” katanya.
Sebab itu, lanjut dia, selama masa tanggap darurat, Pemkab melalui Dinas Sosial mendirikan dapur umum yang akan menyediakan makanan bagi warga yang terdampak bencana itu.
“Kita sudah mulai dari kemarin, menyiapkan makanan untuk 650 jiwa, bagi masyarakat di tiga desa (paling parah, red) itu mulai dari sarapan pagi, makan siang, makan malam ini dan seterusnya selama masa tanggap darurat,” ujarnya.***
Sumber: Antara