Indograf.com – Tidak semua kisah berakhir dengan kebahagiaan. Bagi Mirah (Raihaanun), cinta justru selalu menjadi awal dari malapetaka.
Setiap lelaki yang dekat dengannya akan menemui kematian tragis. Kutukan itu bukan sekadar rumor, melainkan mitos Jawa kuno yang dikenal dengan sebutan Bahu Laweyan.
Kisah mencekam itu kini dihidupkan kembali lewat film Perempuan Pembawa Sial, karya terbaru sutradara Fajar Nugros.
Setelah sebelumnya sukses menggebrak dengan film Inang (2022), Fajar kembali ke genre horor dengan sentuhan yang lebih elegan, penuh simbol, dan kaya akan nuansa budaya lokal.
Cinta, Dendam, dan Kutukan
Mirah hidup dalam bayang-bayang kesialan. Masyarakat mengucilkannya, menudingnya pembawa sial. .
Di tengah kesendiriannya, Mirah bertemu Bana (Morgan Oey), pemilik warung makan padang yang berhati tulus dan mencintai Mirah.
Namun, kutukan tetap membayangi. Ternyata, semua malapetaka itu bukan murni takdir. Melainkan berasal dari Puti (Clara Bernadeth), adik tiri Mirah, yang menyimpan dendam menahun.
Special Screening Film “Perempuan Pembawa Sial” di Cirebon
Menjelang perilisan nasional, film “Perempuan Pembawa Sial” lebih dulu diputar dalam sesi screening khusus di Cirebon pada Sabtu, 13 September 2025, di CGV Transmart Cirebon.
Acara ini mendapat sambutan hangat dari para penonton yang memadati bioskop.
Salah satunya Panji, penonton asal Cirebon yang mengaku terkesan dengan film tersebut.
“Jarang ada horor Indonesia yang ceritanya kaya gini. Film ini ngangkat mitos Nusantara. Salut untuk sutradara dan pemainnya,” ungkap Panji usai pemutaran.
Prestasi di Festival, Jalan ke Bioskop
Sebelum dirilis ke layar lebar, Perempuan Pembawa Sial lebih dulu diputar di Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2024. Kehadirannya langsung mencuri perhatian dan berhasil menyabet penghargaan Best Editing.
Pencapaian ini menjadi bukti bahwa film horor lokal masih punya tempat terhormat di kancah festival. Lebih dari sekadar hiburan, film ini membawa kearifan lokal ke panggung internasional.
Bagi Fajar Nugros, proyek ini adalah perjalanan pulang. Setelah sukses dengan Inang (2022), ia kembali menekuni horor sebagai medium bercerita yang bisa mengupas sisi gelap manusia sekaligus memperkenalkan mitos Nusantara.
Digarap Tim Berpengalaman
Film berdurasi 97 menit ini diproduksi oleh IDN Pictures, rumah produksi yang juga melahirkan karya populer seperti Qorin, Sleep Call, Srimulat, Inang, dan Balada Si Roy.
Susanti Dewi duduk sebagai produser, sementara naskah ditulis oleh Fajar Nugros bersama Husein M. Atmodjo. Nama-nama besar lain turut memperkuat produksi ini: Wendy Aga sebagai Director of Photography, Angela Halim sebagai Art Director, hingga Ricky Lionardi sebagai penata musik.
Tak kalah penting, efek visual dikerjakan oleh Aftertake Post Production, Skybox Digital, dan The Organism. Sementara penyuntingan dipercayakan kepada Wawan Idati Wibowo, yang karyanya bahkan sudah mendapat pengakuan lewat penghargaan di JAFF.
Tayang di Seluruh Indonesia
Setelah melalui perjalanan panjang dari festival hingga proses produksi yang detail, kini Perempuan Pembawa Sial siap bertemu dengan penontonnya. Film ini akan tayang serentak di bioskop Indonesia mulai 18 September 2025.
Lebih dari sekadar film horor, Perempuan Pembawa Sial adalah cerita tentang cinta yang terkutuk.
Apakah Mirah akan menemukan jalan keluar dari kutukan? Ataukah cinta akan berakhir dengan kematian? Jawabannya hanya bisa ditemukan di layar lebar. ***











