indograf.com, Depok – Wakil Ketua DPRD Kota Depok, Hj. Yeti Wulandari menegaskan bahwa kebijakan berbasis bukti bukan sekadar jargon dalam pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran, melainkan menjadi fondasi nyata dalam setiap pengambilan keputusan.
Politisi Gerindra ini menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai contoh nyata. “Ini bukan cuma soal gizi anak, tapi juga solusi atas daya beli masyarakat yang lemah dan terbatasnya lapangan kerja,” kata Yeti, Minggu (20/4/2025).
Saat ini, program MBG telah dioperasikan lewat 1.300 dapur, menyajikan 3,9 juta porsi makanan bergizi setiap hari. Program ini menyentuh langsung 7,8 juta orang tua, sekaligus menciptakan 65.000 lapangan kerja langsung dan 91.000 pekerjaan tidak langsung.
Menurut Yeti, Presiden Prabowo menjawab tantangan besar bangsa—yang dulu ia sebut sebagai Paradoks Indonesia, negara kaya yang masih dihantui kemiskinan—dengan kerja nyata, bukan teori.
“Gaya kepemimpinan Pak Prabowo tidak gaduh, tapi terukur dan sistematis. Beliau fokus pada hal-hal mendasar: gizi, pekerjaan, dan keadilan ekonomi,” tegas Yeti.
Yeti juga menyoroti program Koperasi Desa Merah Putih, yang menurutnya merupakan langkah strategis untuk memutar roda ekonomi rakyat kecil. “Ini bukan hanya program ekonomi, tapi solusi untuk mengakhiri ketimpangan. Uang jangan hanya berputar di kota besar,” ujarnya.
Sebagai politisi senior dan perempuan yang telah empat periode memimpin di DPRD Depok, Yeti menyampaikan pesan tegas: rakyat butuh bukti, bukan janji.
“Paradoks Indonesia itu nyata, tapi kini kita punya pemimpin dengan strategi senyap dan hasil yang mulai terlihat. Presiden Prabowo bergerak dengan pasti. Tidak banyak bicara, tapi kalau bicara, itu karena ada hasilnya,” tutupnya.
(NW)