Indograf.com – Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim, Siti Farisyah Yana mengatakan pengiriman benih pisang ke Kutim mendukung daerah yang selama ini berhasil menjadi sentra pisang di Kaltim.
“Karena permintaan dari luar negeri terhadap komoditas itu juga cukup besar,” ujar Yana.
Permintaan benih pisang varietas asli Kaltim ini juga cukup banyak dari daerah seperti Balikpapan dan Kutai Kartanegara.
“Kami sudah siapkan hingga 120 ribu benih, selain benih tanaman lain non-buah,” katanya.
Penjabat Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Akmal Malik meminta peran Balai Benih Induk Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBI TPH) untuk menyediakan kebutuhan berbagai macam benih tanaman pertanian di daerah.
“Sebagai wilayah penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Kaltim wajib mempersiapkan ketahanan pangan secara serius,” kata Akmal Malik usai melepas pengiriman benih pisang varietas gerecek sebanyak 6000 benih di Kutai Kartanegara ke Kutai Timur (Kutim), Selasa.
Pemerintah Provinsi Kaltim, menurutnya, terus membuka ruang kepada semua pihak untuk mengembangkan komoditas pertanian guna mewujudkan ketahanan pangan.
Pelepasan dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Benih Induk Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBI TPH) Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kaltim yang terletak di KM 40 Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara.
Akmal mengapresiasi jajaran Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim yang mengirimkan benih pisang dalam jumlah besar besar ke Kutai Timur, yang juga dikenal sebagai sentra pisang di Kaltim.
Pengiriman benih pisang, lanjutnya, juga dapat dilakukan ke daerah-daerah lain di Kaltim, mengingat lahan yang tersedia masih luas.
“Kami mendorong daerah-daerah lain juga kerja sama dengan UPTD BBI seperti Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, Kutai Barat atau daerah lainnya,” katanya.
Benih pisang varietas gerecek itu merupakan hasil proses kultur jaringan dari UPTD BBI TPH.
“Proses kultur jaringan ini juga sangat bagus, sebagai upaya melindungi plasma nuftah Kaltim,” ujar Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri itu.
Pembibitan dengan kultur jaringan juga berpotensi menambah pendapatan asli daerah melalui kerjasama dengan daerah lain, maupun pihak swasta.***
Sumber: Antara