Indograf.com – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan total aset perbankan di Papua pada bulan Agustus 2023 bertumbuh positif sebesar 10,79 persen year on year (yoy) yang tercatat mencapai Rp97,57 triliun.
“Total aset itu diperoleh dari bank umum Rp95,10 triliun dan aset BPR Rp2,47 triliun,” kata Kepala OJK Papua dan Papua Barat Muhammad Ikhsan Hutahaean dalam keterangan tertulisnya, di Jayapura, Senin (23/10/2023).
Dia menyatakan pula, OJK Papua dan Papua Barat menilai kondisi industri jasa keuangan di Papua sampai dengan bulan Agustus 2023 tetap stabil, dan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan (LJK) konsisten tumbuh dalam mendukung pertumbuhan perekonomian di Tanah Papua.
Penyaluran kredit tumbuh sebesar 13,79 persen yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan kredit nasional sebesar 9,06 persen, dan komposisi penggunaan kredit sebagian besar masih ditopang dari sektor konsumsi sebesar 52,23 persen dari total kredit yang diberikan.
Mayoritas sektor utama kredit mencatatkan kenaikan terutama pada sektor perantara keuangan (466,80 persen yoy) dan sektor jasa pendidikan (122,95 persen yoy).
Untuk penyaluran kredit UMKM di bulan Agustus juga menunjukkan pertumbuhan sebesar Rp1,02 triliun (8,89 persen yoy) atau mencapai 31,62 persen dari total penyaluran kredit di Papua, kata Hutahaean.
Kepala OJK Papua dan Papua Barat itu mengatakan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) posisi Agustus sebesar Rp52,39 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 7,689 persen yoy yang utamanya didorong peningkatan giro sebesar 23,92 persen yoy.
Terkait risiko kredit, juga menunjukkan adanya penurunan rasio non performing loan (NPL) perbankan dari 3,08 persen menjadi 2,57 persen yoy.
Fungsi intermediasi dalam kondisi terjaga dengan loan to deposit ratio (LDR) posisi Agustus 2023 (76,64 persen) meningkat dibandingkan tahun lalu (70,66 persen).
Kinerja perbankan syariah di Papua juga menunjukkan pertumbuhan positif tercermin dari peningkatan pembiayaan syariah yang disalurkan dari Rp465,86 miliar pada Agustus 2022 menjadi Rp641,90 miliar (tumbuh 20,75 persen yoy).
Rasio pembiayaan bermasalah juga menunjukkan perbaikan dimana non performing financing (NPF) dari 0,74 persen menjadi 0,39 persen.
Total rekening Single Investor Identification (SID) tercatat mencapai 51.244 rekening, tumbuh sebesar 23,91 persen dibanding tahun lalu, jumlah rekening terdiri dari rekening reksadana sebanyak 45.277, rekening saham sebanyak 23.335 dan rekening Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 2.477.
“Pertumbuhan rekening tertinggi terdapat pada Reksadana, yaitu 28,13 persen yoy diikuti dengan SBN sebesar 21,60 persen yoy,” kata Hutahaean seraya menambahkan, nilai transaksi saham selama tahun 2023 (Januari-September) mencapai Rp1,77 triliun dengan rata-rata transaksi per bulan sebesar Rp253,6 miliar.
Mengenai kinerja IKNB periode Agustus 2023 di Papua menunjukkan kinerja yang cukup baik, terlihat dari indikator keuangan utama yang bertumbuh dan pada level terjaga.
Kinerja perusahaan pembiayaan meningkat tercermin dari piutang yang disalurkan sebesar Rp1,82 triliun atau bertumbuh 10,56 persen yoy.
Adapun jenis kegiatan yang dibiayai mayoritas disalurkan ke pembiayaan multi guna sebesar Rp1,09 triliun atau 66,22 persen dari total piutang.
Kinerja perusahaan modal ventura mengalami penurunan tercermin dari total pembiayaan penyertaan turun sebesar 13,72 persen yoy menjadi Rp3,27 miliar.
Ketika ditanya tentang perkembangan edukasi dan perlindungan konsumen, Kepala OJK Papua dan Papua Barat mengakui, sejak awal bulan Januari hingga September, OJK Papua dan Papua Barat telah menerima 1.033 permintaan layanan, termasuk 85 pengaduan, 124 pemberian informasi dan 824 pertanyaan.
Untuk pemberian layanan informasi debitur (Ideb) kepada masyarakat sebanyak 2.926 layanan yang terdiri 2.468 layanan online dan 458 layanan offline/onsite kinerja tim percepatan akses keuangan daerah (TPAKD) Provinsi Papua melalui program kredit program percepatan akses keuangan daerah (Kredit Papeda), juga menunjukkan pertumbuhan yakni hingga September 2023 jumlah debitur Kredit Papeda mencapai 316 debitur dengan total penyaluran kredit yang diberikan sebesar Rp2,27 miliar dan baki debet posisi September 2023 sebesar Rp808,14 juta, kata Kepala OJK Provinsi Papua dan Papua Barat Muhammad Ikhsan Hutahaean.
Sumber; ANTARA News/Evarukdijati